Selasa, 23 Juli 2013

Kerajaan Passokkorang difitnah.



Benarkah Passokkorang adalah kerajaan yang tidak memiliki hati Nurani..?? Kerajaan yang kemudian disebut dengan kerajaan biadab, benarkah demikian  ???. sebuah kerajaan yang bermula dari rakyatnya sampai ke Rajanya adalah orang-orang yang “PENJAHAT” ??.
            Berawal dari pertanyaan-pertanyaan inilah yang kemudian membuatku menulis sebuah catatan bahwa “Kerajaan Passokkorang difitnah”. Bagaimana mungkin sebuah kerajaan besar yang mempunyai hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain  seperti Bone dan Gowa, dibangun diatas tatanan kekejaman yang orang-orangnya adalah penjahat semua ??? Sungguh tidak masuk akal Kerajaan akan menjadi makmur bila memang berdiri diatas pondasi demikian. Retorika yang hebat dari orang-orang Balanipa yang menyebabkan seolah-olah Passokorang adalah kerajaan yang lalim.
            Diberbagai buku sejarah mandar  banyak yang menyoal tentang kerajaan Passokorang seperti buku yang ditulis oleh H.M. Tanawali Azis Syah dengan judul, “Sejarah Mandar: Polmas, Majene, Mamuju”. Buku ini memiliki sub bab dengan judul “Passokkorang diserang”. Di dalam buku ini Passokkorang digambarkan sebagai kerajaan biadab yang suka mengacau pada kerajaan-kerajaan yang ada di tanah Mandar, khususnya kerajaan Balanipa. Raja Passokkorang juga dianggap sebagai raja pongah dan lalim yang dalam kehidupannya suka membantai orang.
Atas kebiadabannya itulah Passokkorang kemudian diserang oleh kerajaan Balanipa dibantu oleh kerajaan Alu’ dan para sekutu lainnya. Dari penyerangan itu Passokkorang mengalami kekalahan sehingga kerajaan dan termasuk rumah-rumah warga di bakar hingga hangus oleh bala tentara dari Balanipa. Warga yang tidak sempat melarikan diri juga dibantai secara sadis, termasuk isteri raja, Passangao, dibunuh oleh Puatta Bulo (Puanna di Bulo).
Takluknya kerajaan Passokkorang ketangan kerajaan Balanipa merupakan keberhasilan besar oleh pasukan Balanipa dan sekutunya, serta merupakan awal dari ketentraman warga mandar secara umum.
Sebenarnya Passokkorang adalah kerajaan besar yang memiliki wilayah kekuasaan yang cukup luas. Daerah kekuasaannya meliputi wilayah Mapilli dan Campalagian yang dikenal dengan sebutan “tallumbanua”orang-orang Bugis Bone menyabutnya dengan “Tallumpanuae”. Sedangkan pusat kerajaannya terletak di wilayah Mapilli. Kerajaan ini besar karena ia mampu mengakomodasi dan menjalin kerja sama dengan berbagai etnis luar, seperti etnis Gowa dan Bone. Rajanya adalah manusia biasa yang memiliki kharismatik kuat dan sangat dihormati oleh rakyatnya sendiri, tidak sebagaimana yang diasumsikan oleh para sejarawan dan termasuk buku-buku sejarah Mandar yang menilai raja Passokkorang sebagai sosok yang sangat jahat dan lalim. Stigmatisasi jahat yang disematkan pada raja Passokkorang, tidak lain karena penulisan sejarah Mandar selama ini ditulis oleh kalangan kerajaan Balanipa.
Dengan kerajaan Passokkorang yang semakin hari semakin besar dan kuat secara ekonomi dan politik membuat kerajaan Balanipa dan kerajaan Alu’ merasa terancam eksistensinya, apalagi Passokorang merupakan kerajaan baru yang berdiri di tanah Mandar. Atas dasar itu, pembesar Balanipa dan para pembesar kerajaan Alu’ kemudian bekerja sama untuk menyusun strategi dalam rangka menyerang kerajaan Passokorang. Bagi tafsir penulis, penyerangan terhadap kerajaan Passokkorang adalah motif politik yang tidak lain merupakan kecemburuan sosial bagi para pembesar kerajaan Balanipa dan Alu’, jadi bukan karena Passokkorang adalah kerajaan pengacau sebagaimana yang di stigma oleh buku-buku sejarah Mandar selama ini.

4 komentar:

  1. lalu apa bukti kalau passokkorang bukan kerajaan biadab hehehehe...kalau memang passokkorang di fitnah apa buktinya..apalagi pada masa-masa itu perang adalah hal yang wajar...
    analisisnya adalah bukankah kebiadaban memang harus dimusnahkan lalu lantaran balanipa menjadi pemenang perang maka kita lantas menggunakan analiusa pemikir postmoderen michael fuchoul ..dimana sejarah sejalan dengan kekuasaan...lalu bagaimana jika memang passokkorang itu biadab...apakah cara pandang hari ini membaca sejarah itu sudah tepat sebagai analisa teks ataupun arkeologi hehehe???
    inikan referensi tulisannya suhardi kaco

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Bro menulis itu ada metodenya... kalo kayak gini tidak layak dijadikan referensi, ibarat kata seandainya ini adalah tugas Skripsi maka dosen pembimbing akan mencoret seluruh isinya... seluruh aspek dalam penulisan ilmiah tidak ada dalam tulisan ente.

    BalasHapus
  4. lantas, apa yang mendasari Gowa mengirimkan pasukannya untuk membantu Balanipa dalam penaklukan Passokkorang? Padahal Passokkorang menjalin kerjasama dengan Gowa.

    BalasHapus